Tentang Menulis

Juli 01, 2015

Menulis. Kegiatan itu sebenarnya telah lama kurancang jauh sebelum libur perkuliahanku usai. Namun apalah dayaku, si raja malas nampaknya selalu memenangkan pertarungan ini. Bahkan dari pertama kali aku menyelesaikan perkuliahanku (20/6), belum sekalipun aku menunaikannya. Akhirnya hari ini, (30/6), aku memberanikan diri untuk menentang titah raja malas, yaitu dengan menulis. Meski tetap, rasanya sangatlah berbeda dengan dulu ketika aku biasa menulis.
Kegiatan ini sebenarnya telah lama sekali kulaksanakan. Kurang lebih sekitar awal tahun 2015 lalu, ketika hasrat ingin menjadi penulis sekaligus jurnalis memuncak. Awalnya aku sangat terinspirasi oleh beberapa senior di organisasi pers kampus UIN Sunan Ampel. Terutama dengan sosok yang bernama Junaidi Khab, Masduri, Ahmad Mazkur, Moch. Ali dan yang terakhir Anifatul Jannah, atau biasa orang mengenalnya dengan Anifah Hambali. Dari beberapa senior itu, aku lebih cenderung mengagumi dua sosok pertama; Junaidi Khab dan Masduri. Alasannya sederhana, karena tulisan mereka adalah yang pertama dimuat di media dibandingkan dengan yang lain.
Aku pernah bertemu dengan kedua inspirator tersebut, namun yang masih membekas adalah Masduri. Kenapa? Sebab aku pernah dua kali menginap di pondoknya dan secara tidak langsung mengetahui beberapa kebiasaannya. Di ruangan yang berkapasitas 4 orang itu aku menginap. Bukan tanpa alasan, sebab, sebelumnya, aku telah diamanahi untuk membuat pamflet buat acara GISAM. Itu lho, Gerakan UIN Sunan Ampel Menulis. Yah, meskipun pada kenyataannya sampai sekarang acara tersebut tidak kunjung terlaksana.
Di pondok Cak Masduri, aku belajar banyak hal terutama tentang konsistensi. Aku banyak melihat, Cak Masduri sering sekali memantau laptopnya. Entah apa yang sedang dilakukannya, namun itu cukup membuatku berkesimpulan bahwa: sebagai penulis lepas, up to date memang penting dan harus dilaksanakan!. Sebab dengan begitu, kita bukan hanya bisa melihat dan memperoleh informasi namun secara tidak langsung juga bisa mengenali ciri sebuah tulisan di media tersebut. Lain daripada itu, membaca adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan oleh sang penulis. Sebab, di sana mengalir beragam ide dan inovasi menulis.
Okey, kurasa cukup tulisanku kali ini, sebab aku harus segera menunaikan Salat Tarawih. See you for the next writing yaa... Salam Literasi.


Bojonegoro, 30 Juni 2015

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Disclaimer

Laman blog yang tengah Anda kunjungi ini memuat berbagai pemikiran, pandangan, pengalaman, bahkan perasaan pribadi dari penulis. Segala tindakan tersebut jika dirasa bermasalah disarankan agar dapat diselesaikan secara musyawarah kepada yang bersangkutan.

Flickr Images