Upaya Menulis

April 16, 2015



Lama tidak menulis membuat jemari merasa canggung. Akasara yang seharusnya setiap saat bisa terukir, tampak lenyap begitu saja. Tak berbekas seperti sejarah yang pudar dan tak berbentuk. Sehingga rangkaian peristiwa yang telah terlewati tampak semu dan cenderung lenyap. Sungguh sangat buruk bagi perjalanan karir saya dalam menulis. Padahal, sejak dari liburan lalu, tak sedikitpun minggu terlewati tanpa menulis.

Bukan tanpa alasan, minggu ini tugas terasa sangat berat seperti beton-beton yang menghiasi pembangunan gedung baru di kampus UINSA Surabaya. Tak pernah saya duga, kuliah akan seperti ini. Bahkan tampak kontras sekali dengan apa yang terjadi di dunia FTV, di mana lebih banyak dilakukan dengan pacaran, atau nonton film. Tugas pertama yang menghadang adalah mata kuliah History of English Western Civilization. Mata kuliah ini mengharuskan saya untuk paham betul mengenai sejarah peradaban bangsa barat. Namun tepat di hari yang seharusnya saya presentasi di hadapan teman-teman, tiba-tiba masalah muncul. Slide dalam presentasi ternyata tidak sebagaimana mestinya. Saya yang berkelompok dengan Ahmad Jhaelani dan Ahmad Jibril Mubarroq, bingung bukan kepalang. Akhirnya, kami putuskan untuk meminta izin kepada dosen untuk menunda presentasi itu. Masalah belum sepenuhnya klir. Kami dihadapkan dengan teman-teman yang “kecewa” dengan sikap kami yang terkesan—maaf—pengecut. Sebab, kami tidak memberitahukan masalah itu, sejelas mungkin, kepada teman-teman. Akhirnya saya menyampaikan permintaan maaf yang mendalam kepada teman-teman, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Alhamdulillah mereka sudi memaafkan, meski dengan beberapa catatan.

Di minggu pertama (05/04), berita bahagia muncul. Ini bukan soal saya yang sedang jatuh cinta atau perasaan saya yang tengah berbunga-bunga karena mendapatkan pulsa nyasar. Lebih dari itu, tulisan saya yang berjudul, “Ironi, Manfaat dan Kebahagiaan Hukum” dimuat oleh salah satu media massa yang terkemuka di daerah saya, Bojonegoro. Tulisan yang saya pikir tak akan pernah muncul itu tiba-tiba dimuat setelah dua minggu sebelumnya saya kirimkan. Sungguh bahagia tak terkira. Meskipun banyak pihak yang menilai, itu bukanlah apa-apa. Namun saya yakin, “A hero comes from zero”. Setidaknya ada karya yang bisa saya hasilkan.

Minggu berikutnya tak kalah menggembirakan, yakni saya kembali dekat dengan seseorang yang saya kagumi sejak pertama kami kenal. Ia berkuliah di Jawa Timur juga. Bedanya, dia di kota seberang sedangkan saya berada di kota pahlawan. Sebagai orang yang bukan berasal dari suku Jawa, ia sangat menyenangkan. Keceriannya yang selalu terpancar saat kami berkomunikasi membuat saya ingin berlama-lama menatap layar ponsel ini. Apalagi, ditambah dengan perhatian yang bertubi-tubi membuat saya tak sedetik pun ingin melewatkannya. Kami sering bertukar cerpen, dulu saat kami pertama kenal. Namun sekarang, karena kesibukan masing-masing kebiasaan itu kami urungkan. Dan kami lebih sering bertegur sapa dengan kata-kata biasa. Bukan seperti dulu, yang lebih spesial karena berbentuk cerpen. Namun saya berjanji, akan bertukar cerpen lagi ketika waktu itu datang. Satu lagi, kami juga tengah dalam kesepakatan, one day we will meet in Eifel Tower, Paris France. Semoga benar-benar terrealisasi. Aamiin.

Tampaknya jemari terasa semakin pegal karena jarang digunakan menulis. Diksi yang harusnya mengalir lincah, tampak semrawut dan tak beraturan. Bahkan sampai di paragraf ke lima ini, saya masih sangat canggung dalam mengurai kata. Akhirnya tak ada cara lain selain mengakhiri tulisan ini. Meski amat disayangkan karena kurang dari ekspektasi saya, menulis 800 kata. Namun setidaknya, saya telah membuat jemari kembali bergoyang. Meski tampak kaku karena kurang pemanasan. Di bagian yang paling akhir dari tulisan ini, izinkan saya mengutip kalimat yang disampaiak oleh Pramoedya Ananta Toer, “Manusia boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Surabaya, 15 April 2015

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Disclaimer

Laman blog yang tengah Anda kunjungi ini memuat berbagai pemikiran, pandangan, pengalaman, bahkan perasaan pribadi dari penulis. Segala tindakan tersebut jika dirasa bermasalah disarankan agar dapat diselesaikan secara musyawarah kepada yang bersangkutan.

Flickr Images