Sepertinya UINSA Butuh Mukidi

September 02, 2016



Foto ini diambil oleh kawan saya yang tak sengaja tengah berada di momen Oscaar, eh, PKK-MB UINSA 2016
Tiga hari yang lalu, saya datang ke kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Saya jelas tak berniat dan bermaksud menjual atribut seperti yang semarak diberitakan akhir-akhir ini. Sederhana saja kok gaiiisss, saya cuma mampir sejenak setelah kegiatan KKN rampung. Ndak ada yang salah kan? Lha wong namanya juga kangen. Toh, kangen si dia saja boleh, masa kangen terhadap kampus ndak boleh, eh.


Lah dalah, kedatangan itu bebarengan dengan prosesi Oscaar, eh, PKK-MB UINSA berlangsung. Nda kok sialnya, saya kebetulan memakai pakaian dinas saya di LPM Solidaritas UINSA. Saya ya diusir tho, sama panitia yang kebetulan juga berada di dekat fakultas Ushulludin. Kalau ndak salah, pria itu memakai topi yang dikenakan terbalik, dari depan ke belakang. Jelas seketika itu saya teringat lakon Boboiboy di televisi, ya kan sama, tho, topinya juga dikenakan terbalik gitu. Tapi terkaan saya, tokoh Boboiboy, jelas berperan protagonis, sedang, si mas itu, berperan antagonis.


Dugaan saya itu diperjelas dengan raut muka masnya yang seperti kurang asupan perhatian kasih sayang dari mantan pacar. Seperti pengen menghabisi siapa saja, begitu. Jadi sewaktu saya berniat untuk duduk di gazebo, kurang lebih terjadi percakapan begini:


Mas (mirip) Boboiboy, selanjutnya akan diperpendek menjadi (MB) : maaf mas, sampean dari pers?

Par (ini saya, ya gaiss): Iya mas, tapi…(saya sengaja menghentikan penjelasan saya, biar ada efek dramatis) saya mau duduk saja di situ (menunjuk gazebo ushulludin). Mau…(dia menyelak penjelasan saya).

MB: Begini mas, saya paham sampean punya kode etik di pers, tapi pahamilah mas, kami juga punya aturan sendiri. Jadi mohon dengan sangat untuk memutar ke arah sana. (Menunjuk arah yang berseberangan dengan Gazebo).

Par: Lho mas, saya cuma mau duduk di gazebo, itu.

MB: Ndak bisa mas, sampean harus memutar. Ini wilayah kami, jadi tolong mengertilah…(blaa..bla…bla…)

Par: (sembari MB menjelaskan panjang lebar, sepanjang jarak LDR dengan si pacar, saya langsung nerobos saja ke Gazebo). Oke mas, saya duluan.


Percakapan kami terhenti di situ. Dan saya melihat si mas agak kecewa. Tapi saya memilih move on ke tujuan saya, (gazebo). Apa boleh buat, saya terlanjur berkomitmen untuk tidak menengok kebelakang, dan fokus menapaki kehidupan saya di masa depan.


Pandangan saya agak terganggu kala itu. Saya pikir, sehabis KKN, yang begitu njelimet tentang laporan, saya bisa sedikit refreshing sejenak di gazebo Ushulludin. Lho, pasti ada yang bertanya, kenapa saya memilih tempat itu. Tenaaaang gaiss, jadi begini, gazebo Ushulludin itu muara dari sinyal wifi.id di kampus yang terkenal dengan menara kembarnya ini. Saya sebagai bagian masyarakat UINSA yang baik, juga pastinya mau dong, memanfaatkan fasilitas itu. Toh di lain tempat, koneksi wifi-nya tak se-istiqomah yang di Ushulludin, yang selalu lancar jaya.


Sembari saya memeriksa beberapa email yang memang kerap saya telisik ketika browsing di sana, saya melihat urat-urat wajah kawan saya berubah total. Biasanya, di kampus, di waktu normal, mereka bersikap manis sekali. Apalagi jika menghadap dosen untuk melobi nilai yang tak kunjung keluar, misalnya. Namun, waktu itu saya cenderung melihat kawan-kawan saya yang tentunya berotot dan berwajah garang, seperti wanita yang terlibat dengan tanggal biologisnya, ups. Saya ndak habis pikir, apa yang membuat mereka demikian. Padahal, dedek-dedek gemes yang terlibat PKK-MB, juga berwajah manis, eh.


Saya hanya bisa menerka, mungkinkah kawan saya yang banyak itu, yang terlibat kepanitiaan PKK-MB, serentak tak mendapatkan ucapan “selamat pagi” dari sang kekasih. Sehingga itu memaksa mereka untuk berwajah garang dan cenderung “antagonis”.


Jika perkiraan saya itu betul, maka selayaknya kampus yang berjargon 117 ini perlu mengadakan “konferensi darurat perhatian”, yang dilaksanakan seluruh fakultas. Pematerinya, tentu saja yang telah kita kenal baik dan tak perlu diuji lagi kredibilitasnya,—Mukidi. Ini penting saya kira, untuk membenahi aura antagonis di kampus. Di sisi lain, ini juga akan membantu para mahasiswa baru terangkat sisi kasih sayangnya. Nda, gima tho, para dedek gemes Maba sudah bersudi untuk berwajah manis, namun seniornya kok ya ndak peka.


Kembali ke rencana konferensi. Sepertinya, dalam konferensi tersebut juga perlu menghadirkan para UKM dan UKK di kampus. Ini penting, sebab di konferensi yang berorientasi untuk menyembuhkan psikis itu, dibutuhkan pengenalan tentang UKM-UKK yang lebih leluarsa. Sebab, ya gitu, dari kabar yang berembus, UKM-UKK seperti kurang jamuan waktu dan fasilitas yang menunjang. Akibatnya, keluarlah berita yang ndak positif tentang jalannya Show of Force di waktu PKK-MB.


Ketika saya memosisikan diri sebagai awak pers mahasiswa, tentunya saya akan membatin, “Ini kok asem sekali, ya? Btw.” Lha gimana tho, beberapa panitia itu sudah mewanti para awak media untuk memberitakan yang positif-positif saja, namun berita yang terbit harus berujung memberitakan sesuai fakta di lapangan. Nda gimana tho, untuk menutupi aib itu kok rasanya sulit. Ini seperti dilarang merokok di ruangan, tapi yang menganjurkan untuk melarang itu berorasi sambil ngudud jebal-jebul. Kan kampret banget.


Oh ya, balik ke konferensi. Saya bisa menduga, jika konferensi itu terlaksana betul, kita semua akan terbantu. Pertama, ndak ada lagi wajah-wajah antagonis yang bersliweran di kampus yang getol meneriakan world class university ini. Juga, sepertinya persoalan-persoalan lain yang menyangkut pemberitaan di media, tak perlu terjadi. Akhirnya, pada kesempatan ini, kita perlu berharap banyak pada Mukidi. Sebab, ialah pemateri dan unsur penting dalam rencana konferensi ini nantinya. Oleh karenanya, jika teman-teman bisa menghubungi Mukidi, mohon kiranya diberi tahu tentang rencana yang maha bijaksana ini.  Dan jangan lupa untuk terus menyiapkan kalimat yang manis, misalnya dengan mengucap, “Mukidi, datanglah dan jernihkan psikis kami.” (*)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Disclaimer

Laman blog yang tengah Anda kunjungi ini memuat berbagai pemikiran, pandangan, pengalaman, bahkan perasaan pribadi dari penulis. Segala tindakan tersebut jika dirasa bermasalah disarankan agar dapat diselesaikan secara musyawarah kepada yang bersangkutan.

Flickr Images