Bimbang
Mei 06, 2018Pexels.com |
Tapi di sisi lain aku bersyukur tiada henti. Pada beberapa teman yang baru, setidaknya mereka kembali hadir (atau dihadirkan Tuhan?) untuk membuatku berkaca sekaligus yakin pada segenap langkah. Meskipun, rasanya tak akan pernah kulupakan sepenuh hati ulah beberapa teman yang lain, yang kupikir cukup baik jika kusebut berkhianat?
Kembali lagi, aku berada di titik ambang bimbang. Bayangkan saja, setahun kutunda prosesi wisuda, dan kutemukan secercah cahaya terang: menjadi sukses dalam bidang literasi. Tapi, semakin kesini, kupikir langkah semakin terlihat gelap. Rencana pada orang-orang yang tak dapat kumengerti, selalu bisa berubah dalam hitungan detik. Apakah hal tersebut karena ulahku? Atau ada yang bermasalah dari caraku? Entahlah. Bahkan sampai saat ini tak pernah ada penjelasan yang melegakan.
Akhirnya, aku kembali meletakkan jiwaku pada jalan-Nya. Pada sebuah takdir sunyi yang sulit kulogikakan. Aku kian berada di jalan tengah. Di kerumunan masa yang berlalu lalang. Aih, mungkin benar kata pepatah. Bahwa sejatinya manusia sebaiknya meletakkan segalanya pada tangan dingin Tuhan. Tapi, akan sampai kapan aku seperti ini? Bimbang.
6 Mei 2018
0 comments